Friday, September 8, 2017

DIALOG NABI ISA DENGAN IBLIS

DIALOG NABI ISA DENGAN IBLIS.

Nabi Isa '[Alaihis-Salãm] bertanya kepada Iblis [La'natullãh 'alaih]: "Hai Iblis, siapakah makhluk yang paling kamu sukai?."
"Mukmin yang bakhil", timpalnya.
"Lantas, siapa yang paling kamu benci?."
"Orang fasik yang dermawan.”
Kemudian Nabi Isa menanyakan alasannya, "Mengapa begitu?."

Iblis mengemukakan: ”Ya, karena aku berharap mukmin yang bakhil itu terjerumus ke dalam kemaksiatan yang nyata sebab sifat bakhilnya. Sebaliknya, aku takut kemaksiatan dan dosa-dosa orang fasik yang dermawan itu menjadi terhapus sebab kedermawanannya."

Wahai anak cucu Adam, sibukkanlah dirimu dengan urusan dunia untuk kebutuhan kemakmuran hidup sesudah matimu, bukan untuk menumpuk memperkaya diri memperturutkan hawa nafsumu, sebab apa pun yang menjadi kebutuhan hidupmu di Dunia, sejatinya telah disediakan, sudah dijamin, dan pada saat yang tepat semua itu akan diberikan, ini janji Allah, Tuhan Semesta Alam. Jangan mengaku beriman, jika tidak percaya "Janji Tuhan!."

Maka, dalam meraih kebutuhan hidup di Dunia, yang sesungguhnya telah dijamin Tuhan itu, tidaklah boleh mengganggu apalagi sampai menelantarkan kewajiban-kewajiban Ukhrawi yang diembankan, sebab yang demikian itu merupakan pelanggaran, itu bentuk nyata kemaksiatan yang keras dilarang. Tidaklah kesibukan Duniawi yang disyareatkan dijalankan, kecuali dengan niat menunjang kewajiban Akherat yang diperintahkan.

Usaha yang engkau lakukan tak ubahnya seperti rampok, yang tak kan lama berselang, ajal menjelang kematian pun datang. Dengan kematian datang, berbahagialah orang-orang Mukmin dan sengsaralah orang-orang munafik dan kafir. Nabi Saw bersabda: “Apabila seorang mukmin meninggal, dia merasa seakan-akan dirinya masih berada di Dunia, namun tak sedikit pun terkecoh memperhatikan gebyarnya, karena mata hatinya telah tertuju pada hal yang lebih baik dan yang lebih kekal daripada itu, ialah Cahaya Keagungan Allah, Cahaya Keindahan Muhammad dan Cahaya Keimanan diri serta Ketaqwaannya."

-- Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, dalam Kitab: "Fath Ar-Rabbani wa al-Faidh Ar-Rahmani".-

0 comments:

Post a Comment